Sabtu, 21 Juli 2012

Penyampaian Materi Kajian Kritis


                                                                    

Oleh: Bpk. Akhmad Sururi, S.Pd 
(Guru SDN 1 Rawaheng)
KAJIAN KRITIS TERHADAP ARTIKEL ATAU BUKU

Pernahkah Anda membaca suatu tulisan  yang mengulas kelebihan dan kekurangan suatu tulisan ? Pernahkah Anda menulis hal serupa? Apa yang dimaksud dengan kajian kritis atau telaah kritis (critical review) terhadap artikel atau buku? Bagaimana cara melakukannya?

Dalam bahan bacaan ini, Anda dapat mempelajari bentuk ulasan kajian kritis. Bagaimana caranya?  Silakan dibaca dan dibahas dengan saksama. Setelah mempelajari bahan bacaan  ini, Anda diharapkan mampu memahami konsep kajian kritis terhadap artikel atau buku dan terampil melakukan kajian kritis terhadap artikel atau buku.
Banyak tulisan berbentuk buku atau artikel. Dalam menganalisisnya dibutuhkan kompetensi yang kritis karena dibutuhkan simpulan  mengenai layak tidaknya artikel atau buku tersebut dijadikan sebagai sumber kepustakaan untuk digunakan dalam kajian tertentu.
A.    Konsep Kajian Kritis terhadap Suatu Artikel atau Buku
Ketika Anda membaca sebuah artikel atau buku terkadang muncul satu masalah yaitu keraguan dari isi artikel atau buku yang dibaca. Sementara Anda membutuhkannya sebagai bahan rujukan untuk tulisan Anda. Apa yang harus dilakukan? Anda harus melakukan kajian kritis dengan cara mengaitkan pengalaman dan pengetahuan yang pernah dibaca. Setelah mengkaji secara kritis, maka Anda akan yakin bahwa bagian mana yang dijadikan sebagai bahan rujukan dan bagian mana yang meragukan  sehingga tidak layak dijadikan sebagai bahan rujukan.
Kajian kritis sangat erat kaitannya dengan membaca kritis. Seseorang dapat melakukan kajian apabila ia sudah membaca beberapa buku atau artikel terkait dengan pembahasan yang sama. Oleh karena itu, keterampilan berpikir kritis dan membaca kritis adalah sebagai prasyarat seseorang dalam melakukan kajian kritis secara sempurna dan berkualitas.

B.     Apakah Kajian Kritis itu?
Dalam bahasa Inggris, istilah yang digunakan adalah “Critical Review”, sementara dalam bahasa Indonesia menggunakan istilah “Kajian Kritis” atau “ Telaah Kritis”, atau “Tinjauan Kritis”.
Dalam glosarium BBM PTK Generik dikemukakan bahwa kajian kritis merupakan suatu  kegiatan membaca, menelaah, menganalisis suatu bacaan/artikel untuk memperoleh ide-ide, penjelasan, data pendukung yang mendukung pokok pikiran utama, serta memberikan komentar terhadap isi bacaan secara keseluruhan dari sudut pandang kepentingan pengkaji. Berdasarkan pengertian ini dapat dinyatakan bahwa kegiatan utama yang dilakukan dalam kajian kritis adalah pemahaman akan makna yang tertuang dalam suatu teks.
Kata kunci yang dijumpai dalam pengertian kajian kritis di atas adalah membaca, menelaah, menganalisis, ide-ide, data pendukung, memberi komentar, dan sudut pandang kepentingan pengkaji. Ada hal utama dari kata kunci ini, yaitu aktifitas kajian, obyek kajian, dan kepentingan pengkaji. Aktivitas kajian merupakan prosedur yang dilakukan dalam melakukan pengkajian, obyek kajian merupakan isi teks atau wacana, artikel, buku yang hendak dikaji, dan kepentingan pengkaji merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh subjek pengkaji. Ketiga hal ini berpilin menjadi satu membangun suatu aktivitas yang disebut dengan kajian kritis.
Adapun yang harus dikaji dalam kajian kritis adalah kejelasan (clarity), mutu (quality), dan keaslian (originality). Selain itu perlu juga diperhatikan relevansi (kemanfaatan dan keyakinan) dan tampilan.
C.     Tujuan Kajian Kritis (Terhadap Artikel atau Buku)
Tujuan kajian kritis adalah untuk menilai dan memberi masukan terhadap tulisan. Oleh sebab itu dibutuhkan membaca baik artikel atau buku. Dalam membaca terkadang si pembaca hanya membaca bagian tertentu saja sesuai dengan kebutuhan tulisannya. Hal ini kurang baik dilakukan karena kemungkinan pendapat si penulis masih berhubungan dengan informasi selanjutnya.
Tujuan kajian kritis lainnya adalah untuk memperoleh informasi sesuai dengan apa yang ditulis artinya, Anda dapat membandingkan hasil kajian sebelumnya dengan apa yang sedang Anda kaji.
D.    Prinsip Kajian Kritis
1.          Kajian Ilmiah/Obyektif
Kajian ilmiah/obyektif berupa; 1) menyajikan data, fakta dan opini secara obyektif dan logis, 2) pernyataan dalam kalimat tulus, benar, sesuai aturan dan norma yang berlaku serta sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku, dan 3) tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta, tidak emosional atau menonjolkan emosi.
2.          Sikap Ilmiah/Prediktif
    Ada beberapa sikap kritis dalam bentuk sikap ilmiah yang meliputi  a) sikap ingin tahu, kritis, terbuka, dan obyektif, b) menghargai karya orang lain, c) berani mempertahankan kebenaran, dan d) mempunyai pandangan luas dan jauh ke depan.
3.  Sistematis dan Holistik
Sistematis menuntut kajian dilakukan secara berurutan dan terpadu sehingga satu aspek dengan aspek lainnya membentuk suatu keseluruhan yang tertata rapi.
E.     Aspek Kajian Kritis
Dalam kajian kritis terdapat 5 (lima) aspek yang harus diperhatikan. Kelima aspek tersebut adalah aspek bahasa, membaca, konteks, keutuhan bacaan dan aspek pembaca.
1.  Aspek bahasa ; dalam menggali suatu artikel ataupun buku perlu diperhatikan penggunaan bahasa baik dari segi pilihan kata, kalimat, hubungan antarkalimat dan paragraf.
2.  Aspek pembacaan teks; dalam membaca, pembaca berusaha menemukan ide yang ada dalam bacaan. Ada dua hal penting yang mempengaruhi pembaca yaitu (1) skemata pembaca (membandingkan apa yang dibaca dengan apa yang telah dimilikinya baik melalui hasil bacaan dan pengalamannya), dan (2) strategi penyajian ada dua yaitu wacana yang bentuknya tertutup; bahasanya cenderung menggunakan bahasa bidang ilmu serumpun yang hanya dipahami oleh orang tertentu saja. Wacana bentuknya terbuka yaitu bahasa yang digunakan bersifat umum dan mudah dipahami.
3.  Aspek konteks; yaitu penyampaian isi atau informasi si penulis kepada pembacanya sesuai dengan tema yang ditulis. Si pembaca akan mudah memahami isinya apabila yang dibacanya sesuai dengan latar belakang ilmu dan pengalaman yang dimilikinya.
4.  Aspek keutuhan bacaan; aspek keutuhan bacaan yang perlu dikaji secara cermat dari sebuah bacaan meliputi: siapa penulisnya, rujukan yang digunakan, relevansi rujukan yang diacu, ketepatan cara merujuk, akurasi/ketelitian data, kedalaman analisis dan pembahasan, kejelasan dan kemudahan uraian, kelengkapan informasi, dan Kesesuaian isi artikel dengan gagasan yang akan ditulis.
5.  Aspek pembaca; aspek pembaca terutama terkait dengan niat pembaca dan kesesuaian isi bacaan dengan kebutuhan pembaca.
F.     Pemilihan Bahan dalam Kajian Kritis
Menurut Sumardyono dan Ashari S (2010:26), sumber-sumber bacaan yang dapat dirujuk sebagai dasar untuk perbaikan pembelajaran, menulis proposal dan laporan penelitian, atau menulis makalah atau artikel ilmiah antara lain sebagai berikut.
1.  Makalah ilmiah yang disampaikan dalam forum resmi seperti seminar, lokakarya, atau diskusi panel.
2.  Artikel populer atau artikel ilmiah dalam surat kabar harian maupun majalah.
3.  Artikel dalam jurnal ilmiah, khususnya terkait jurnal dunia pendidkan matematika.
4.  Artikel  dalam jurnal ilmiah online di internet.
5.  Artikel ilmiah dari situs-situs resmi organisasi.
6.  Artikel ilmiah yang disajikan secara perorangan dalam weblog atau situs pertemuan.
7.  Buku-buku terpublikasi (khususnya yang ber-ISSN) terutama mengenai atau yang terkait dengan pendidikan bahasa, IPA,IPS.
Beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan bahan kajian/rujukan adalah:
1.  memiliki tingkat keilmiahan tinggi meliputi artikel dalam jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan buku bacaan;
2.  artikel yang terbaru (up to date), minimal 5 tahun terakhir. Untuk buku bacaan yang sesuai masih dimungkinkan yang terbit 10 tahun terakhir; dan
3.  kesesuaian bahan bacaan yang akan dikaji dan dirujuk dengan kepentingan gagasan yang akan diteliti atau ditulis oleh penelaah.
G.    Mengapa Pendidik (Guru) Perlu Melakukan Kajian Kritis?
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa pendidik/guru perlu melakukan kajian kritis adalah untuk:
1.  meningkatkan kompetensi pendidik/guru dalam berpikir kritis dan membaca kritis sebab untuk melakukan kajian kritis diperlukan keterampilan berpikir kritis dan membaca kritis;
2.   mendapatkan keuntungan yang banyak dari bahan kepustakaan dan tidak terjebak pada opini atau pendapat yang keliru dari suatu tulisan. Selain itu, dengan kajian kritis diharapkan terhindar dari persepsi dan konsepsi yang salah terhadap suatu tema tertentu;
3.  melatih keterampilan dasar penelitian (research) dalam menelaah, menganalisis, dan memilih bahan kepustakaan.
H.    Struktur Tulisan Kajian Kritis terhadap Artikel atau Buku
Menurut Sumardyono dan Ashari S  (2010:24), dalam menulis kajian kritis tidak ada contoh  baku yang dapat dianut, baik kajian kritis tentang artikel ataupun buku. Cara yang mudah adalah mengikuti struktur artikel atau buku yang dikaji disertai dengan analisis dan penilaian. Jika tulisan kajian kritis yang akan dibuat ditujukan untuk diterbitkan pada suatu  jurnal tertentu, maka sebaiknya kita mengikuti aturan struktur tulisan yang ditetapkan oleh jurnal tersebut.
Lebih lanjut menurut Sumardyono dan Ashari S  (2010:25-26) ada lima bagian yang harus dipenuhi dalam menulis kajian kritis.
1.     Pendahuluan
Isi pendahuluan menerangkan apa judul, siapa pengarang, penjelasan umum mengenai topik artikel/buku, tujuan penulisan artikel/buku, ringkasan mengenai apa yang disimpulkan dari artikel/buku, argumentasi serta alasannya, serta diakhiri dengan pernyataan umum mengenai penilaian terhadap artikel/buku.
Umumnya bagian pendahuluan menghabiskan maksimal satu halaman untuk kajian terhadap artikel dan maksimal tiga halaman untuk kajian terhadap buku.
2.     Rangkuman
Memaparkan ringkasan dari hal-hal pokok artikel/buku beserta contoh-contohnya. Selain itu dapat juga memuat penjelasan mengenai maksud penulis artikel/buku dan bagaimana artikel/buku disusun/diorganisasi. Panjang bagian rangkuman artikel/buku sekitar sepertiga dari tulisan kajian kritis.
3.  Kritik
Pemaparan kritik harus seimbang antara diskusi dengan penilaian  terhadap kelebihan, kelemahan, dan hal-hal penting dari artikel/buku. Dasar pertimbangan pada kriteria yang khusus, dan sertakan sumber-sumber lain untuk mendukung penilaian Anda.  Berikut ini beberapa saran dalam menyusun kritik.
a.  Mulai dari simpulan terpenting baru pada simpulan yang kurang penting.
b.  Bila penilaian Anda lebih bersifat positif, mulailah dari penilaian  yang negatif kemudian baru dikemukakan yang bersifat  positif. Sebaliknya bila penilaian Anda bersifat negatif, mulailah dari penilaian positif baru dilanjutkan dengan penilaian negatif.
c.  Anda dapat juga menulis rekomendasi agar artikel/buku tersebut dapat dikembangkan terkait dengan gagasan dan pendekatan penelitian/kajian; kerangka teori yang digunakan untuk mengkaji juga dapat dimuat pada bagian ini.
4.  Simpulan
Bagian ini hanya terdiri dari beberapa paragraf saja. Paparkan kembali secara umum keseluruhan penilaian terhadap artikel/buku dan nyatakan secara umum rekomendasi yang diusulkan. Jika perlu, beberapa penjelasan tentang penilaian kita dapat ditulis sehingga tampak bahwa kritik kita cukup adil dan beralasan.


5.  Referensi
Jika Anda menggunakan sumber kepustakaan lain dalam kajian tersebut, maka harus dinyatakan sebagai daftar pustaka pada bagian ini secara jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar