Sabtu, 21 Juli 2012

INDONESIA BUTUH PEMIMPIN MUDA

Bpk. Oktafian BL (Tokoh Muda Bidang Pendidikan)

Pemimpin ialah seseorang yang memiliki kepribadian yang cakap dalam berbagai bidang dan memiliki kemampuan dalam memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain/ kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya. Kemunculan orang-orang muda dalam kancah politik adalah sebuah keniscayaan, tak mungkin terelakkan.
Saat perjalanan bangsa ini macet tidak seperti yang diharapkan, orang-orang mudalah yang sekarang mempunyai kewajiban memimpin barisan perubahan. Justru aneh kalau anak-anak muda kita hanya berpangku tangan, cuek, tidak mau peduli dengan apa yang terjadi di sekelilingnya. Di Indonesia ini dibutuhkan pemimpin muda yang beridiologi dan cakap dalam memimpin, karena untuk membawa bangsa menuju kesejahteraan, keadilan dan kedaulatan.
Kriteria pemimpin yang dibutuhkan bangsa saat ini adalah yang memiliki idiologi jelas. Yang dimaksud memiliki idiologi jelas yaitu sistem politik, demokrasi social dan ekonomi pasar social. Tetapi saat ini idiologi tersebut tidak bisa dilaksanakan dengan baik. Dan sekarang sudah saatnya kesempatan dibuka seluas-luasnya bagi kaum muda yang mempunyai jiwa kepemimpinan supaya mereka bisa berpartisipasi aktif dalam peranan politik dengan gagasan yang segar dan progresif. Disini kita akan membahas siapa itu yang bisa disebut pemimpin muda, apa tujuan adanya pemimpin muda dan kelemahan pemimpin muda zaman sekarang.
Saat ini kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang beridiologi mempunyai sifat atau cirri-ciri tertentu yang sangat penting, misalnya, pandangan kedepan, daya persuasi dan intensitas. Apabila kita berfikir tentang pemimpin yang heroik seperti Soekarno, Jendral Sudirman, dsb. Kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka sendiri dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Peranan pemuda dalam perjalanan sejarah Bangsa Indonesia memang bersifat dominan dan monumental. Di era pra kemerdekaan maupun di era kemerdekaan, pemuda selalu tampil dengan jiwa dan semangat kepeloporan, perjuangan dan patriotismenya untuk mengusung perubahandan pembaharuan.
Secara umum terdapat dua sudut pandang yang membuat posisi pemuda strategis dan istimewa, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, pemuda Indonesia memiliki rasa kepemimpinan,idealism yang murni, dinamis, kreatif dan inovatif dan juga memiliki energy yang besar bagi perubahan social. Idealisme disini yang dimaksud adalah hal-hal yang secara ideal mesti diperjuangkan oleh para pemuda, bukan untuk kepentingan diri dan kelompoknya, tetapi untuk kepentingan luas demi kemajuan masyarakat, bangsa dan Negara, terutama di Indonesia ini. Sedangkan secara kuantitatif, terlihat bahwa jumlah penduduk Indonesia saat ini lebih dari 210 juta orang. Menurut data terakhir Depdiknas terkait dengan jumlah tersebut, bahwa apabila kelompok yang dikategorikan generasi muda atau yang berusia diantara 18-23 tahun, diperkirakan lebih dari 36,4% dari jumlah penduduk seluruhnya. Mereka mendapatkan peluang menempati posisi penting dan strategis sebagai pelaku-pelaku pembangunan maupun sebagai generasi penerus untuk berkiprah dimasa depan. Dari itu kita dapat ketahui bahwa yang disebut sebagai pemimpin muda ialah orang yang mempunyai kemampuan untuk memimpin, menjadikan bangsa kita lebih berkembang dari sebelum-sebelumnya. Menjadi seorang pemimpin bukan hanya sekedar mempunyai harta banyak, tetapi juga harus mempunyai ilmu yang cukup dan bisa menyejahterakan masyarakat-masyarakatnya.
Tujuan berat saat ini adalah mengusung untuk termanifestasikannya agenda-agenda reformasi dan demokratisasi bangsa dalam pembangunan. Pemuda Indonesia harus berani melakukan otokritik, sekaligus membenahi diri, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan juga siap berkiprah ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia ini. Ada krisis soldaritas diantara anak-anak bangsa. Mungkin dikarenakan jauhnya rentang waktu antara kemerdekaan dengan generasi muda saat ini yaitu 67 tahun. Begitu juga dengan Sumpah Pemuda yang sudah berusia 84 tahun. Oleh karenanya, nasionalisme kepada Negara harus diperbaiki, seharusnya bukan lagi bersifat formal tetapi nasionalisme popular. Sehingga bisa mengena kepada generasi muda.Pergulatan bangsa Indonesia adalah dinamika para pemudanya. Pemuda dalam lembaran sejarah merupakan actor kunci sebagi katalisator perubahan social, ekonomi dan politik. Menjadi sebuah kesimpulan yang tidak terbantahkan apa yang dikatakanoleh seorang Indonesianis, Brnedict Anderson bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya. Pemuda menyimbolkan semangat, idealisme, progesif dan berpikir radikal. Sampai-sampai panglima besar revolusi Indonesia, Bung Karno, mengatakan “beri padaku sepuluh orang pemuda, maka akan berguncang Pegunungan Himalaya”. Artinya Pemuda adalah sosok yang dianggap pembawa perubahan atas kondisi-kondisi yang butuh perubahan. Namun, sungguh menjadi ironi sejarah ketika hari ini kiprah pemuda tenggelam dalam arus besar hedonism, criminal dan pragmatis. Republik kehilangan sosok penjaga dan pengawas yang beberapa dekade lalu begitu heroic menjaga titah bangsa di rel idealism. Untuk meneropong dan mencari sebab mundurnya semangat kaum muda untuk membangun Negara, kita coba menganalisa dengan metode komperatif kondisi dulu dengan sekarang. Jika kita sejenak berkaca kemasa lalu, tidak dapat kita pungkiri peran pemuda dalam membangun republik sangat vital. Selalu teringat dalam pikiran kita, bagaimana pada tahun 1908, organisasi modern pertama dibentuk sebagai pusat gerakan menuju Indonesia merdeka.Berdikari bukan saja tujuan, tetapi yang tidak kurang pentingnya harus merupakan prinsip dari cara kita mencapai tujuan itu, prinsip untuk melaksanakan pembangunan dengan tidak menyadarkan diri kepada bantuan Negara atau bangsa lain. Adalah jelas, bahwa tidak menyadarkan diri tidak berarti bahwa kita tidak mau kerja sama berdasarkan sama-derajat dan saling menguntungkan.
Tak mudah menjadi pemipin muda zaman sekarang. Sebagai pemimpin sekaligus harus bertanggungjawab kepada para anggotanya. Dalam menghadapi segala masalah di Negara ini, pemimpn harus bias menyelesaikannya dengan cara yang baik pula, apalagi dalam masalah kemerdekaan. Seperti saat dahulu dalam masa ini pula pemuda-pemudi Indonesia mempersiapkan symbol-simbol nasionalisme seperti lagu Indonesia Raya. Memasuki detik-detik terakhir kekalahan Jepang atas Amerika Serikat, dengan sigap pula pemuda-pemuda menculik proklamator Soekarno-Hatta untuk segera mungkin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Masa itu terjadi pertentangan antara kaum tua dengan kaum muda tentang kapan seharusnya kemerdekkan dicetuskan. Patut dicatat bahwa kemerdekaan Indonesia belum tentu terwujud jika para pemuda tidak segera mendesak Dwi tunggal membacakan teks proklamasi. Artinya kemerdekaan juga merupakan buah dari perjuangan Pemuda. Sebagai pemimpin tidaklah mudah seperti yang kita bayangkan. Seorang pemimpin mempunyai tugas dan kewajiban yang sangat berat dalam memimpin Indonesia ini menjadi Negara yang lebih berkembang dari sebelumnya.
Dari sekarang kita para pemuda-pemudi Indonesia haruslah belajar rajin, mencari ilmu sebanyak-banyaknya agar bisa meneruskan para pemimpin-pemimpin Indonesia ini. Dan bisa menjadikan Negara ini menjadi Negara yang lebih maju. Hanya kita semua yang mempunyai kewajiban untuk berlomba-lomba menjadi seorang pemimpin yang baik, berdaulat, berpatriottisme, cinta tanah air Indonesia dan bisa mnyejahterakan masyarakat Indonesia kususnya. Kepemimpinan membawa arti filosofis suatu energy untuk menggerakkan orang lain kearah suatu tujuan. Jadi bersiaplah untuk memimpin, serta selamat terinspirasi untuk menjadi seorang pemimpin terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar