Minggu, 08 Juli 2012

Kejujuran adalah Kualitas Spiritual yang Tak Ternilai

Kejujuran adalah Kualitas Spiritual yang Tak Ternilai

” Sekali orang berbohong, maka akan melahirkan seribu kebohongan untuk menutupi kebohongannya yang pertama”

Kejujuran merupakan hal yang sangat mahal. Terutama di zaman sekarang ini, zaman yang penuh dengan kepalsuan dan tipu daya. Demi mencari kebutuhan perut atau bahkan hanya karena menuruti ego pribadi, orang mengumbar kebohongan dimana-mana. Lihatlah para pejabat yang mengumbar janji-janji syurgawi ketika mereka berkampanye. Dan setelah menjadi pejabat, tak satupun janji yang mereka laksanakan. Kebohongan adalah akar dari segala dosa, sedangkan kejujuran adalah kunci kebaikan.
Sekali orang berbohong, maka akan melahirkan seribu kebohongan untuk menutupi kebohongannya yang pertama. Ia juga telah menyebarkan kebohongan, dan menyebabkan orang lain berbohong. Sekilas kebohongan memang dapat mendatangkan keuntungan, namun akan menciptakan malapetaka yang lebih besar. Sebaliknya kejujuran terkadang memang sangat sulit dilaksanakan, walaupun hikmah dari kejujuran akan mendatangkan kebahagiaan dan kebaikan.
Misalnya seorang pedagang menipu pelanggannya. Selama pelanggan itu belum menyadari kebohongan penjual itu, mungkin ia akan terus membeli kepada pedagang tersebut. Oleh karena itu si pedagang akan terus melancarkan kebohongannya untuk menutupi kebohongannya yang terdahulu. Namun seperti kata pepatah, ”Sepandai-pandi tupai meloncat, pasti akan jatuh juga”. Sepandai-pandai orang berbohong pasti akan ketahuan juga. Begitu pelanggan itu tahu bahwa selama ini ia dibohongi, maka ia takkan mau lagi membeli ke pedagang tersebut. Berita tentang kebohongan pedagang tersebut akan meluas di masyarakat, dan tak satupun orang yang mau membeli kepadanya.
Demikian besar arti kejujuran. Tiada kebaikan tanpa kejujuran. Hidup tanpa kejujuran hanya akan mendatangkan kesengsaraan. Dimana pun, kapanpun, dalam kondisi apapun, kejujuran harus dipegang teguh. Sebagai Suami harus jujur kepada istrinya, begitupun sebaliknya. Sebagai anak harus jujur kepada orang tuanya, sebagai pedagang jujur kepada pelanggannya. Dan yang terpenting adalah jujur kepada diri sendiri dan kepada Tuhan. Karena pada hakikatnya, hati nurani tidak bisa dibohongi. Ia selalu mencari kebenaran dan tak kan mau menerima kebohongan. Kebohongan hanya akan menyebabkan hati resah dan gelisah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar