Oleh: Bpk. Akhmad Sururi, S.Pd
(Guru SDN 1 Rawaheng)
(Guru SDN 1 Rawaheng)
KAJIAN KRITIS TERHADAP ARTIKEL ATAU BUKU
Pernahkah Anda membaca suatu tulisan yang mengulas kelebihan dan kekurangan suatu tulisan ? Pernahkah Anda menulis hal serupa? Apa yang dimaksud dengan kajian kritis atau telaah kritis (critical review) terhadap artikel atau buku? Bagaimana cara melakukannya?
Dalam bahan bacaan ini, Anda dapat mempelajari bentuk ulasan kajian kritis. Bagaimana caranya? Silakan dibaca dan dibahas dengan saksama. Setelah mempelajari bahan bacaan ini, Anda diharapkan mampu memahami konsep kajian kritis terhadap artikel atau buku dan terampil melakukan kajian kritis terhadap artikel atau buku.
Banyak tulisan berbentuk buku atau artikel. Dalam menganalisisnya dibutuhkan kompetensi yang kritis karena dibutuhkan simpulan mengenai layak tidaknya artikel atau buku tersebut dijadikan sebagai sumber kepustakaan untuk digunakan dalam kajian tertentu.
A. Konsep Kajian Kritis terhadap Suatu Artikel atau Buku
Ketika
Anda membaca sebuah artikel atau buku terkadang muncul satu masalah
yaitu keraguan dari isi artikel atau buku yang dibaca. Sementara Anda
membutuhkannya sebagai bahan rujukan untuk tulisan Anda. Apa yang harus
dilakukan? Anda harus melakukan kajian kritis dengan cara mengaitkan
pengalaman dan pengetahuan yang pernah dibaca. Setelah mengkaji secara
kritis, maka Anda akan yakin bahwa bagian mana yang dijadikan sebagai
bahan rujukan dan bagian mana yang meragukan sehingga tidak layak dijadikan sebagai bahan rujukan.
Kajian
kritis sangat erat kaitannya dengan membaca kritis. Seseorang dapat
melakukan kajian apabila ia sudah membaca beberapa buku atau artikel
terkait dengan pembahasan yang sama. Oleh karena itu, keterampilan
berpikir kritis dan membaca kritis adalah sebagai prasyarat seseorang
dalam melakukan kajian kritis secara sempurna dan berkualitas.
B. Apakah Kajian Kritis itu?
Dalam bahasa Inggris, istilah yang digunakan adalah “Critical Review”, sementara dalam bahasa Indonesia menggunakan istilah “Kajian Kritis” atau “ Telaah Kritis”, atau “Tinjauan Kritis”.
Dalam glosarium BBM PTK Generik dikemukakan bahwa kajian kritis merupakan suatu kegiatan
membaca, menelaah, menganalisis suatu bacaan/artikel untuk memperoleh
ide-ide, penjelasan, data pendukung yang mendukung pokok pikiran utama,
serta memberikan komentar terhadap isi bacaan secara keseluruhan dari
sudut pandang kepentingan pengkaji. Berdasarkan pengertian ini dapat
dinyatakan bahwa kegiatan utama yang dilakukan dalam kajian kritis
adalah pemahaman akan makna yang tertuang dalam suatu teks.
Kata
kunci yang dijumpai dalam pengertian kajian kritis di atas adalah
membaca, menelaah, menganalisis, ide-ide, data pendukung, memberi
komentar, dan sudut pandang kepentingan pengkaji. Ada hal utama dari kata kunci ini, yaitu aktifitas kajian, obyek kajian, dan kepentingan pengkaji. Aktivitas kajian merupakan prosedur yang dilakukan dalam melakukan pengkajian, obyek kajian merupakan isi teks atau wacana, artikel, buku
yang hendak dikaji, dan kepentingan pengkaji merupakan tujuan yang
hendak dicapai oleh subjek pengkaji. Ketiga hal ini berpilin menjadi
satu membangun suatu aktivitas yang disebut dengan kajian kritis.
Adapun yang harus dikaji dalam kajian kritis adalah kejelasan (clarity), mutu (quality), dan keaslian (originality). Selain itu perlu juga diperhatikan relevansi (kemanfaatan dan keyakinan) dan tampilan.
C. Tujuan Kajian Kritis (Terhadap Artikel atau Buku)
Tujuan
kajian kritis adalah untuk menilai dan memberi masukan terhadap
tulisan. Oleh sebab itu dibutuhkan membaca baik artikel atau buku. Dalam
membaca terkadang si pembaca hanya membaca bagian tertentu saja sesuai
dengan kebutuhan tulisannya. Hal ini kurang baik dilakukan karena
kemungkinan pendapat si penulis masih berhubungan dengan informasi
selanjutnya.
Tujuan
kajian kritis lainnya adalah untuk memperoleh informasi sesuai dengan
apa yang ditulis artinya, Anda dapat membandingkan hasil kajian
sebelumnya dengan apa yang sedang Anda kaji.
D. Prinsip Kajian Kritis
1. Kajian Ilmiah/Obyektif
Kajian ilmiah/obyektif berupa; 1) menyajikan data, fakta dan opini secara obyektif
dan logis, 2) pernyataan dalam kalimat tulus, benar, sesuai aturan dan
norma yang berlaku serta sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku, dan
3) tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta, tidak
emosional atau menonjolkan emosi.
2. Sikap Ilmiah/Prediktif
Ada beberapa sikap kritis dalam bentuk sikap ilmiah yang meliputi a) sikap ingin tahu, kritis, terbuka, dan obyektif, b) menghargai karya orang lain, c) berani mempertahankan kebenaran, dan d) mempunyai pandangan luas dan jauh ke depan.
3. Sistematis dan Holistik
Sistematis
menuntut kajian dilakukan secara berurutan dan terpadu sehingga satu
aspek dengan aspek lainnya membentuk suatu keseluruhan yang tertata
rapi.
E. Aspek Kajian Kritis
Dalam kajian kritis terdapat 5 (lima) aspek yang harus diperhatikan. Kelima aspek tersebut adalah aspek bahasa, membaca, konteks, keutuhan bacaan dan aspek pembaca.
1. Aspek bahasa
; dalam menggali suatu artikel ataupun buku perlu diperhatikan
penggunaan bahasa baik dari segi pilihan kata, kalimat, hubungan
antarkalimat dan paragraf.
2. Aspek pembacaan teks;
dalam membaca, pembaca berusaha menemukan ide yang ada dalam bacaan.
Ada dua hal penting yang mempengaruhi pembaca yaitu (1) skemata pembaca
(membandingkan apa yang dibaca dengan apa yang telah dimilikinya baik
melalui hasil bacaan dan pengalamannya), dan (2) strategi penyajian ada
dua yaitu wacana yang bentuknya tertutup; bahasanya cenderung
menggunakan bahasa bidang ilmu serumpun yang hanya dipahami oleh orang
tertentu saja. Wacana bentuknya terbuka yaitu bahasa yang digunakan
bersifat umum dan mudah dipahami.
3. Aspek konteks;
yaitu penyampaian isi atau informasi si penulis kepada pembacanya
sesuai dengan tema yang ditulis. Si pembaca akan mudah memahami isinya
apabila yang dibacanya sesuai dengan latar belakang ilmu dan pengalaman
yang dimilikinya.
4. Aspek keutuhan bacaan; aspek keutuhan bacaan yang perlu dikaji secara cermat dari sebuah bacaan meliputi: siapa penulisnya, rujukan yang digunakan, relevansi rujukan yang diacu, ketepatan cara merujuk, akurasi/ketelitian data, kedalaman analisis dan pembahasan, kejelasan dan kemudahan uraian, kelengkapan informasi, dan Kesesuaian isi artikel dengan gagasan yang akan ditulis.
5. Aspek pembaca; aspek pembaca terutama terkait dengan niat pembaca dan kesesuaian isi bacaan dengan kebutuhan pembaca.
F. Pemilihan Bahan dalam Kajian Kritis
Menurut
Sumardyono dan Ashari S (2010:26), sumber-sumber bacaan yang dapat
dirujuk sebagai dasar untuk perbaikan pembelajaran, menulis proposal dan
laporan penelitian, atau menulis makalah atau artikel ilmiah antara
lain sebagai berikut.
1. Makalah ilmiah yang disampaikan dalam forum resmi seperti seminar, lokakarya, atau diskusi panel.
2. Artikel populer atau artikel ilmiah dalam surat kabar harian maupun majalah.
3. Artikel dalam jurnal ilmiah, khususnya terkait jurnal dunia pendidkan matematika.
4. Artikel dalam jurnal ilmiah online di internet.
5. Artikel ilmiah dari situs-situs resmi organisasi.
6. Artikel ilmiah yang disajikan secara perorangan dalam weblog atau situs pertemuan.
7. Buku-buku terpublikasi (khususnya yang ber-ISSN) terutama mengenai atau yang terkait dengan pendidikan bahasa, IPA,IPS.
Beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan bahan kajian/rujukan adalah:
1. memiliki tingkat keilmiahan tinggi meliputi artikel dalam jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan buku bacaan;
2. artikel yang terbaru (up to date), minimal 5 tahun terakhir. Untuk buku bacaan yang sesuai masih dimungkinkan yang terbit 10 tahun terakhir; dan
3. kesesuaian bahan bacaan yang akan dikaji dan dirujuk dengan kepentingan gagasan yang akan diteliti atau ditulis oleh penelaah.
G. Mengapa Pendidik (Guru) Perlu Melakukan Kajian Kritis?
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa pendidik/guru perlu melakukan kajian kritis adalah untuk:
1. meningkatkan
kompetensi pendidik/guru dalam berpikir kritis dan membaca kritis sebab
untuk melakukan kajian kritis diperlukan keterampilan berpikir kritis
dan membaca kritis;
2. mendapatkan
keuntungan yang banyak dari bahan kepustakaan dan tidak terjebak pada
opini atau pendapat yang keliru dari suatu tulisan. Selain itu, dengan
kajian kritis diharapkan terhindar dari persepsi dan konsepsi yang salah
terhadap suatu tema tertentu;
3. melatih keterampilan dasar penelitian (research) dalam menelaah, menganalisis, dan memilih bahan kepustakaan.
H. Struktur Tulisan Kajian Kritis terhadap Artikel atau Buku
Menurut Sumardyono dan Ashari S (2010:24), dalam menulis kajian kritis tidak ada contoh baku
yang dapat dianut, baik kajian kritis tentang artikel ataupun buku.
Cara yang mudah adalah mengikuti struktur artikel atau buku yang dikaji
disertai dengan analisis dan penilaian. Jika tulisan kajian kritis yang akan dibuat ditujukan untuk diterbitkan pada suatu jurnal tertentu, maka sebaiknya kita mengikuti aturan struktur tulisan yang ditetapkan oleh jurnal tersebut.
Lebih lanjut menurut Sumardyono dan Ashari S (2010:25-26) ada lima bagian yang harus dipenuhi dalam menulis kajian kritis.
1. Pendahuluan
Isi
pendahuluan menerangkan apa judul, siapa pengarang, penjelasan umum
mengenai topik artikel/buku, tujuan penulisan artikel/buku, ringkasan
mengenai apa yang disimpulkan dari artikel/buku, argumentasi serta
alasannya, serta diakhiri dengan pernyataan umum mengenai penilaian
terhadap artikel/buku.
Umumnya
bagian pendahuluan menghabiskan maksimal satu halaman untuk kajian
terhadap artikel dan maksimal tiga halaman untuk kajian terhadap buku.
2. Rangkuman
Memaparkan
ringkasan dari hal-hal pokok artikel/buku beserta contoh-contohnya.
Selain itu dapat juga memuat penjelasan mengenai maksud penulis
artikel/buku dan bagaimana artikel/buku disusun/diorganisasi. Panjang
bagian rangkuman artikel/buku sekitar sepertiga dari tulisan kajian
kritis.
3. Kritik
Pemaparan kritik harus seimbang antara diskusi dengan penilaian terhadap
kelebihan, kelemahan, dan hal-hal penting dari artikel/buku. Dasar
pertimbangan pada kriteria yang khusus, dan sertakan sumber-sumber lain
untuk mendukung penilaian Anda. Berikut ini beberapa saran dalam menyusun kritik.
a. Mulai dari simpulan terpenting baru pada simpulan yang kurang penting.
b. Bila penilaian Anda lebih bersifat positif, mulailah dari penilaian yang negatif kemudian baru dikemukakan yang bersifat positif.
Sebaliknya bila penilaian Anda bersifat negatif, mulailah dari
penilaian positif baru dilanjutkan dengan penilaian negatif.
c. Anda
dapat juga menulis rekomendasi agar artikel/buku tersebut dapat
dikembangkan terkait dengan gagasan dan pendekatan penelitian/kajian;
kerangka teori yang digunakan untuk mengkaji juga dapat dimuat pada
bagian ini.
4. Simpulan
Bagian
ini hanya terdiri dari beberapa paragraf saja. Paparkan kembali secara
umum keseluruhan penilaian terhadap artikel/buku dan nyatakan secara
umum rekomendasi yang diusulkan. Jika perlu, beberapa penjelasan tentang
penilaian kita dapat ditulis sehingga tampak bahwa kritik kita cukup
adil dan beralasan.
5. Referensi
Jika
Anda menggunakan sumber kepustakaan lain dalam kajian tersebut, maka
harus dinyatakan sebagai daftar pustaka pada bagian ini secara jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar