Peluang usaha pembibitan dan pembesaran lobster
air tawar sangat prospektif dan menjanjikan. Betapa tidak, ditelaah dari
cara pembudidayaan yang tidak terlalu sulit serta modal yang
dikeluarkan pun tidaklah terlalu besar. Kita bisa memulainya dalam skala
rumahan untuk pembibitan dengan bermodalkan aquarium, sedangkan untuk
pembesaran dapat dilakukan pada kolam semen, fiber, ataupun kolam tanah.
Bagi yang tidak punya lahan terlalu besar, pembesaran dapat dilakukan
dengan menggunakan kolam terpal yang dindingnya terbuat dari kayu.
bahkan kita dapat menggunakan talang air sebagai wadah untuk beternak!
bayangkan... harga jual LAT (Lobster Air Tawar) yang mampu mencapai
Rp.120ribu sampai Rp. 200ribu-an per kilonya. bandingkan dengan beternak
lele atau ikan mas yang dengan proses serta biaya yang hampir sama tapi
nilai jualnya tidak terlalu tinggi. paling harganya Rp. 10ribu sampe
Rp.18Ribu per kilonya. itupun pada tingkat eceran!!
Pembibitan lobster dilakukan di kolam semen
dengan ukuran kolam 2x1 m2, 2x2 m2, dan 2x3 m2. Untuk
melakukan pembibitan, hal yang sangat penting adalah memilih induk yang berkualitas. Di Indonesia, untuk
indukan lobster air tawar dijual per set dengan jumlaj lobster yang
bervariasi. 1 set indukan berisi 6 jantan dan 4
betina seharga minimal Rp. 320.000. Selain kolam
semen, bisa juga menggunakan kolam tanah untuk
membesarkan lobster.
Pembenihan biasa dilakukan di dalam akuarium (ukuran 100x50x25cm)
berisi 1 set indukan lobster atau kolam semen (ukuran 2x1m) berisi 5 set
induk lobster. Semakin banyak jumlah set indukan lobster yang
ditempatkan dalam satu kolam akan semakin bagus karena sifat lobster
betina yang sangat selektif dalam memilih pejantan. Artinya , jika di
dalam satu kolam terdapat banyak pejantan maka kemungkinan terjadinya
perkawinan juga semakin besar. Ciri-ciri induk betina yang baik adalah
ukuran kepala yang lebih kecil daripada ukuran badannya. Sebailiknya
pejantan lebih bagus yang kepalanya lebih besar daripada badannya.
Selama 2-3 minggu akan terjadi proses perkawinan indukan. Tanda-tanda
induk betina bertelur adalah ekornya melengkung hingga kaki pertamanya.
Setelah terlihat tanda-tanda bertelur, pindahkan induk betina tersebut
ke akuarium lainnya. Usahakan 1 akuarium (ukuran 100x50x25cm) berisi 1
induk betina dengan ukuran air 20-25cm. hal ini untuk menghindari
pertengkaran antara lobster betina yang dapat mengakibatkan kerontokan
telur.
Satu induk lobster betina bias menghasilkan 200-300 telur lobster.
Proses pengeraman telur lobster membutuhkan waktu 30-35 hari. Untuk
penetasan telur lobster, membutuhkan waktu 3-4 hari. Setelah telur
menetas, segera ambil induknya. Jika induk tidak diambil lebih dari
seminggu, induk akan memangsa anaknya sendiri.
Setelah induk dipisahkan dari anaknya, pisahkan induk dari lobster
dewasa lainnya. Untuk proses perkawinan
selanjutnya, sebaiknya tunggu lobster betina tersebut minimal 2 minggu
atau sampai berganti kulit . waktu 2 minggu tersebut adalah waktu
istirahat bagi lobster betina setelah bertelur. Induk lobster air tawar
bias hidup sampai umur 3-4 tahun dengan panjang 20-25cm dan berat
mencapai 0,5 kg. pada usia itu, lobster akan semakin banyak menghasilkan
telur, bahkan jumlahnya bias mencapai ribuan. “semakin tua lobster,
maka jumlah telurnya akan semakin banyak., karena badannya senakin
besar, kuat, dan panjang”
Setelah telur menetas menjadi benih, sebulan kemudian pilah benih
yang berukuran besar, sedang dan kecil. Setelah dipilah, pisahkan benih
lobster tersebut sesuai ukurannya kemudian pindahkan dari akuarium ke
kolam semen. Kolam semen lebih bagus untuk pembenihan karena naik
turunnya suhu dalam kolam semen tidak terlalu drastis atau suhunya bias
dijaga bila dibandingkan di akuarium. Suhu yang sesuai untuk benih
lobster air tawar adalah 25-300C.
Untuk tambahan udara, berikan aerator ukuran sedang (8 titik udara)
dalam kolam semen (ukuran 2x1m). Setelah 2 bulan, benih lobster yang
perkembangannya bagus akan berukuran 2” (5cm) dan siap untuk dijual.
Lamanya waktu usaha pembenihan secara keseluruhan sekitar 6 bulan dari
mulai proses perkawinan indukan sampai umur benih mencapai 2 bulan.
Resiko kematian benih saat pemeliharaan ini sekitar 20%.
Pakan yang cocok untuk benih lobster adalah pelet khusus lobster,
sayuran (misalnya tauge dan wortel), dan protein segar (misalnya cacing
sutera dan cacing beku). Untuk pembenihan lebih dianjurkan diberi pakan
cacing karena kadar proteinnya lebih tinggi. Untuk sayuran, sebelum
diberikan pada bibit lobster harus direndam dulu tanpa dicacah atu
dipotong-potong.
Lobster adalah tipe hewan yang hidup di dasar kolam, sehingga semua
makanan harus berada di dasar kolam. Jika makanan mengambang, lobster
tidak akan memakannya. Dalam sehari, benih lobster diberi makan 2x,
yaitu pada pagi hari (pukul 07.00-09.00) dan sore (pukul 17.00-20.00).
porsi ideal untuk makan pagi 1 ekor lobster adalah ¼ sendok teh pelet
dan untuk makan sore sebanyak ½ sendok teh. Untuk cacing sutera atau
beku, biasanya 1 liter cacing bisa dihabiskan dalam waktu 1 minggu untuk
1000 benih lobster.
Pemberian pakan berupa cacing, sayur dan pelet bias dilakukan secara bergantian. Pelet yang biasanya digunakan adalah pelet merek Pokphand karena kadar proteinnya tinggi, yaitu sekitar 30%.
Pemberian pakan berupa cacing, sayur dan pelet bias dilakukan secara bergantian. Pelet yang biasanya digunakan adalah pelet merek Pokphand karena kadar proteinnya tinggi, yaitu sekitar 30%.
Penyakit yang biasa menyerang benih lobster adalah parasit yang hidup
di kepala dan badan lobster. Parasit tersebut berwarna putih susu dan
bias berkembang biak di dalam tubuh dan kepala lobster. Ciri lobster
yang terkena parasit adalah nafsu makannya berkurang dan tidak lincah
sehingga bias mengakibatkan kematian.
Untuk mengatasi penyakit ini, caranya adalah dengan merendam benih
lobster yang terkena penyakit tersebut pada air garam dengan kadar garam
30 ppt (satuan kadar garam). Rendam benih lobster dalam air tersebut
selama 10-14 hari dan setiap 3-4 hari sekali ganti air dengan air garam
yang baru. Saat direndam, biasanya benih lobster akan melompat-lompat
dan pada saat itulah telur parasit akan mati.
Yang harus diperhatikan dalam pembenihan lobster adalah pemberian
makan dan kualitas air. Sebaiknya mengganti air sebulan
sekali, namun, penggantian air bias lebih cepat atau lebih lama dari
yang diperlukan. Hal ini tergantung dari tingkat kotoran dalam air. Jika
kadar kotoran sisa makanan lebih besar dibandingkan dengan kadar
kotoran dari bibit lobster sendiri, maka air akan beracun. Ciri air yang
telah beracun adalah warna air berubah menjadi keruh dan baunya tak
sedap. Racun tersebut dihasilkan dari sisa makanan yang membusuk dalam
air. Oleh sebab itu usahakan agar makanan selalu habis untuk sekali
makan sehingga tidak meninggalkan sisa dalam air.
Benih lobster yang akan dikirim kepada konsumen biasanya dikemas
dalam wadah Styrofoam berukuran 40x30cm yang bias memuat 1000 ekor
lobster ukuran 2” (5cm). untuk mengemas benih lobster yang akan dikirim,
pertama-tama isi styrofoam dengan botol berisi es batu yang diletakkan
di bagian dasar wadah kemudian dibungkus Koran. Hal ini untuk menghndari
lelehan es agar tidak terkena langsung pada benih lobster karena jika
terlalu dingin, benih lobster akan mati. Kemudian letakkan benih lobster
di atasnya lalu beri sekat berupa busa tipis basah yang telah diperas
kemudian susun benih lobster lainnya di atas busa tersebut sampai dengan
5 lapisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar