Sabtu, 11 Agustus 2012

Istana Klaim Presiden Perhatikan Guru Honorer





Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut memerhatikan nasib sekitar 600.000 guru honorer yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tengah memproses pengangkatan para guru honorer. Hanya saja, proses pengangkatan guru honorer membutuhkan waktu.

"Prosesnya tidak lambat. Kami kira memang itu ada proses tindak lanjut. Ini membutuhkan waktu untuk validitas yang menjadi keharusan," kata Julian kepada para wartawan di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (21/2/2012).

Pada Senin (20/2/2012) kemarin, ribuan guru honorer melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka. Mereka menuntut pengesahan rancangan peraturan pemerintah tentang pengangkatan guru honorer menjadi calon pegawai negeri sipil. Tidak kunjung disahkannya rancangan peraturan pemerintah (RPP) tersebut menunjukkan semua pihak mengabaikan nasib guru honorer. Padahal, tingkat kesejahteraan guru honorer saat ini sangat rendah, banyak yang mendapat honor Rp 100.000-Rp 300.000 per bulan.

Julian mengatakan, Kementerian Reformasi Birokrasi dan Kemdikbud akan melakukan pertemuan dengan perwakilan guru honorer pada Selasa sore ini. Pertemuan tripartit ini akan membicarakan hal teknis terkait rencana pengangkatan guru honorer menjadi calon PNS.

Secara terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo mendorong pemerintah segera menuntaskan persoalan guru honorer. Jika guru honorer memenuhi syarat untuk diangkat menjadi calon PNS, pemerintah diminta segera merealisasikan pengangkatannya.

Sementara itu, bagi yang belum memenuhi syarat tetapi masih dibutuhkan sekolah, perlu dijamin mendapatkan penghasilan minimal yang diatur pemerintah.

"Pemerintah harus menghargai guru honorer yang telah mengabdikan dirinya hingga puluhan tahun dengan gaji yang tidak layak," Sulistiyo.

Setelah berunjuk rasa, perwakilan guru honorer ditemui, antara lain, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, serta Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim, yang datang terlambat.

Menurut Sulistiyo, Menpan menyanggupi segera mengangkat sekitar 160.000 guru honorer yang memenuhi syarat pada tahun ini setelah RPP disahkan. Sementara untuk guru honorer yang diangkat sekolah yang jumlahnya sekitar 600.000 guru direncanakan diangkat secara bertahap pada 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar